Powered By Blogger

Kamis, 10 Maret 2011

Michael Jackson

Michael Jackson

Michael Jackson pada tahun 1984 dengan menunjukan tangannya
Latar belakang
Dilahirkan dengan nama Michael Joseph Jackson
Meninggal 25 Juni 2009, Los Angeles, California/7 Mei 1988 karena dibunuh(masih issu)
Genre Pop
R&B
Rock
Soul
Pekerjaan Penyanyi
Penulis lagu
Produser rekaman
Komponis
Penari
Koreografer
Aktor
Pengusaha
Instrumen Vokal
Multi-instrumentalis
Perkusi
Tahun aktif 1967–2009
Label Motown
Epic
Sony
Dipengaruhi oleh The Jackson 5 / The Jacksons
Situs web www.michaeljackson.com
Michael Joseph Jackson (lahir di Gary, Indiana, Amerika Serikat, 29 Agustus 1958 – meninggal di Los Angeles, California, Amerika Serikat, 25 Juni 2009 pada umur 50 tahun)[1] adalah penyanyi dan penulis lagu dari Amerika Serikat. Ia terkenal sebagai "King Of Pop" dan memopulerkan gerakan dansa "Moonwalk" yang telah menjadi ciri khasnya. Albumnya yang dirilis pada tahun 1982, Thriller, adalah album terlaris di dunia, dengan penjualan melebihi 104 juta kopi di seluruh dunia. Ia mulai karier bernyanyi pada usia lima tahun sebagai anggota kelompok vokal keluarga Jackson (kelak menjadi The Jackson 5) sebelum meluncurkan album solo pertamanya Got to Be There pada tahun 1971. Sebagai anak ketujuh dari keluarga Jackson, dia membuat debut di musik profesional pada umur 11 tahun sebagai anggota dari Jackson 5.
Pada awal tahun 1980-an, dia menjadi figur yang sangat dominan dalam musik pop and musisi Afrika-Amerika pertama yang mempunyai crossover kuat di MTV. Popularitas dalam musiknya menanjak saat ditayangkan di MTV, antara lain "Beat It", "Billie Jean" dan Thriller dianggap telah mengubah video klip menjadi sebuah bentuk karya seni dan sebagai alat promosi untuk memopulerkan sebuah channel tv. Video-video seperti "Black or White" dan "Scream" membuat Jackson menjadi andalan utama MTV pada tahun 1990-an. Lewat penampilan panggung dan video-video klipnya, Jackson memopulerkan sejumlah teknik menari seperti robot dan moonwalk. Suara dan gaya vocal Jackson memengaruhi dan diikuti oleh banyak penyanyi hip hop, pop dan R&B.
Penghargaan - penghargaan yang telah dia raih termasuk beberapa kali Guinness World Records—termasuk thriller sebagai album terlaris di dunia— 13 Grammy Awards, 13 buah single nomor 1 dalam solo kariernya dari musisi pria lainnya dalam Hot 100 era—dan penjualan 750 juta unit di seluruh dunia. Hidup Jackson sangat terkenal di seluruh dunia, didampingi dengan kariernya yang sangat sukses, membuatnya menjadi bagian dari kebudayaan pop selama 4 dekade. dalam beberapa tahun dia sering disebut-sebut sebagai salah satu pria paling terkenal di dunia.

1958—75: Masa kecil dan The Jackson 5

Michael Joseph Jackson lahir pada tanggal 29 Agustus 1958 di Gary, Indiana, sebuah daerah industri di pinggiran Chicago.[2] Ia adalah keturunan seorang Afrika-Amerika Joseph Walter "Joe" Jackson dan Katherine Esther Scruse.[2] Ia adalah anak ke-7 dari 9 bersaudara. Saudaranya antara lain Rebbie, Jackie, Tito, Jermaine, La Toya, Marlon, Randy, dan Janet.[2] Joseph Jackson pernah bermain di sebuah band R&B bernama The Falcons, bersama saudaranya Luther.
Jackson pernah menyatakan bahwa sejak kecil ia mengalami kekerasan dari ayahnya, baik secara fisik maupun mental, seperti latihan yang tak henti-henti, cambuk, dan memanggilnya dengan panggilan kasar. Namun demikian, ia juga mengakui bahwa kedisiplinan yang diterapkan ayahnya membawa pengaruh besar bagi kesuksesannya. [3][4] Marlon Jackson menceritakan, pernah dalam suatu perselisihan, Michael diangkat terbalik kemudian dipukuli di punggung dan pantatnya.[5] Pernah pula di suatu malam, ketika Michael sedang tidur, Joseph memanjat dari kamarnya ke pintu kamar Jackson. Dengan mengenakan topeng menakutkan, ia masuk ke kamar, berteriak keras menakut-nakuti Michael. Joseph mengatakan bahwa ia melakukan itu untuk mengajarkan anak-anaknya agar tidak membiarkan jendela kamar terbuka ketika tidur. Selama bertahun-tahun setelah peristiwa tersebut, Michael sering mengalami mimpi ia diculik dari kamarnya.[5] Pada tahun 2003, Joseph mengakui pernah mencambuk Michael ketika iamasih kecil.[6]
Jackson pertama kali membicarakan masalah kecilnya ketika ia diwawancara oleh Oprah Winfrey pada tahun 1993. Ketika itu ia juga berkata bahwa pada saat kecil, ia sering menangis kesepian dan kadang-kadang muntah ketika melihat ayahnya.[7][8][9][10] Pada acara Living with Michael Jackson (2003), Michael terlihat menangis menutupi wajahnya ketika ia menceritakan tentang masa kecilnya.[5]
Jackson menampilkan bakat musiknya di usia belia ketika ia menyanyi di depan teman-teman sekelasnya pada resital Natal di usia lima tahun.[2] Pada tahun 1964, Michael dan Marlon bergabung dengan the Jackson Brothers—sebuah band yang didirikan oleh saudara-saudaranya: Jackie, Tito, dan Jermaine—sebagai musisi pendukung, Michael memainkan congas sementara Marlon tambourine. Beberapa lama kemudian, ia mulai mengambil peran sebagai penyanyi latar dan ikut menari. Dan akhirnya pada umur 8 tahun, ia dan Jermaine menjadi penyanyi utama, dan nama kelompok musik ini diganti menjadi The Jackson 5.[2] Band ini melakukan tur di bagian tengah Amerika Serikat secara ekstensif pada tahun 1966 hingga 1968. Pada tahun 1966, mereka memenangi beberapa acara pencari bakat tingkat lokal.
The Jackson 5 telah merekam berbagai lagu, termasuk "Big Boy", untuk label rekaman lokal Steelwotn di tahun 1967 dan menandatangani kontrak dnegan Motown Records di tahun 1968.[2] Majalah Rolling Stone ketika itu menggambarkan Michael sebagai "sebuah keajaiban" (prodigy) dengan "bakat musik yang luar biasa".[11] The Jackson 5 mulai masuk pada chart ketika empat single pertamanya ("I Want You Back", "ABC", "The Love You Save," dan "I'l Be There") menempati tangga pertama pada Billboard Hot 100.[2] Pada masa awal The Jackson 5, bagian relasi publik Mowton mengklaim bahwa Michael berumur 9 tahun, meskipun sebenarnya ia berumur 11 tahun ketika itu.[12] Mulai tahun 1972, Michael merilis empat album solo dengan Motwon, di antaranya Got to Be There dan Ben. Penjualan band ini menurun pada tahun 1973.

Rossa

Sri Rossa Roslaina Handiyani
Rossa
Latar belakang
Nama lahir Sri Rossa Roslaina Handayani
Nama lain Rossa
Lahir 9 Oktober 1978 (umur 32)
Bendera Indonesia Sumedang, Indonesia
Tempat tinggal Jakarta
Kebangsaan Indonesia
Kota Alamat Tinggal Jakarta, Indonesia
Tempat tinggal Jakarta
Jenis Musik Pop
Pekerjaan penyanyi, artis
Instrumen Vokal
Tahun aktif 1995-sekarang
Perusahaan rekaman Trinity Optima Production
Agama Islam
Situs resmi http://www.rossafansite.com/

Rossa yang memiliki nama lengkap Sri Rossa Roslaina Handiyani (lahir di Sumedang, 9 Oktober 1978; umur 32 tahun) merupakan penyanyi Indonesia dengan terkenal lagu musik nasional dalam lagu ibu kota nasional di Jakarta yang melejit lewat tembang-tembang sendunya seperti Nada-Nada Cinta, Tegar, Hati Yang Terpilih, Atas Nama Cinta, Kini, Ayat-Ayat Cinta, Hey Ladies, Hati Yang Kau Sakiti, Tega, Cerita Cinta, Pudar, Ayar Ayat Cinta dan Tega. Ia adalah mantan istri Yoyo, anggota band Padi Rossa dalam perusahaan studio rekaman label musik record video produki oleh Musica Studios (Musica) kota membasis di Jakarta.

Karier

Nama Rossa mulai dikenal setelah merilis album pertama launching bertajuk oleh Meskipun Cinta (1995) telah dirilis sejak pada tahun 1995 dengan dirilis pada tanggal Jumat, 27 Januari 1995 dengan dirilis pada bulan Januari 1995 terbitan di Indonesia dan Nada Nada Cinta (1996). Keberhasilan "Meskipun Cinta" dengan album kedua diikuti Tegar (beredar awal tahun 2000) yang melambungkan nama Rossa. Lagu "Tegar" juga menjadi theme song sinetron Suami, Istri, dan Dia arahan Putu Wijaya produksi Star Vision yang ditayangkan RCTI. Rossa juga tampil sebagai wakil Indonesia di festival musik Vietnam My Love, 26-29 Oktober 2000 di Hanoi. Meski sibuk menyanyi dan manggung, Rossa berhasil menyelesaikan kuliah di Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP) Universitas Indonesia pada Februari 2002. Di tahun yang sama, Rossa merilis album Kini (2002) yang masih didominasi lagu-lagu sendu seperti pada album-album sebelumnya. Pada album Kini, Rossa menyanyikan sembilan lagu karya sembilan pencipta lagu, termasuk Iszur Muchtar, Yovie Widianto, dan Melly Goeslaw. Pada tahun 2003, Rossa kembali merilis repackaged album Kini dengan lagu baru "Malam Pertama" ciptaan Melly Goeslaw yang mendapat double platinum di tahun 2004.
Pada September 2005, Rossa merilis album bertajuk Kembali. Dalam album ini, terdapat sembilan lagu dan masih dengan konsep musik pop progresif. Ada sejumlah musisi yang terlibat di antaranya Icha Jikustik dan Lucky Element. Tak ketinggalan sang suami, Yoyo juga ikut membantu dalam mengaransemen lagu "Wanita Pilihan". Sebelum album dirilis pada bulan September 2005, dua lagu dalam album tersebut telah dijadikan soundtrack sinetron. Yang pertama lagu "Pudar" menjadi OST sinetron Doiku Beken (produksi MultiVision Plus untuk RCTI). Yang kedua, "Bicara Pada Bintang", untuk OST sinetron Pura-Pura Buta (produksi Soraya Intercine Films untuk Indosiar). Album ini menjagokan lagu "Aku Bukan Untukmu" dan "Pudar".[1] Baru tiga bulan dirilis, album Kembali telah mendapat plakat platinum.[2] Enam bulan kemudian, Rossa kembali diganjar double platinum untuk album Kembali. Bahkan single keduanya, "Pudar" yang diciptakan oleh adik bungsunya, Hendra Nurcahyo, membawa Rossa melanglang negara tetangga, Malaysia. Album tersebut kemudian dirilis di Malaysia pada 23 Mei 2005, di mana Rossa juga mengadakan pertunjukan di Planet Hollywood Malaysia dalam rangka promosi albumnya.[3]
Selama masa kehamilan Rizky, Rossa membuat album kompilasi bertajuk Yang Terpilih yang dirilis pada bulan Desember 2006. Dalam album kompilasi tersebut, Rossa memasang kembali hits-hits lawas seperti "Nada-Nada Cinta" karya Yongky Suwarno (1996), "Tegar" ciptaan Melly Goeslaw (1999), "Hati Yang Terpilih" dari kompilasi soundtrack Hati Yang Terpilih (2000), "Kini" ciptaan Yovie Widianto (2003), dan "Kembali" (2004). Tak lupa Rossa juga menyertakan tiga hits baru, "Cinta Tak Termiliki", "Terlalu Cinta" karya Yovie Widianto dan "Atas Nama Cinta" ciptaan Melly.[4] Meski rumah tangganya dirundung masalah, Rossa tetap bekerja profesional dengan merilis album Yang Terpilih di Malaysia pada 16 Mei 2007.[5]
Setelah hampir tiga tahun tak mengeluarkan album, Album dirilis pada tanggal Jumat, 16 Mei 2008 setelah dirilis pada bulan Mei 2008 dirilis bentuk pada tahun 2008, Rossa kembali merilis album terbarunya, self title Rossa. Yang menarik di album kelimanya ini, Yoyo, sang suami menyumbangkan satu lagu, "Terlanjur Cinta". Lagu ini dijadikan sebagai lagu jagoan yang dinyanyikan secara duet dengan Pasha Ungu.
Dalam rangka promosi album barunya self title Rossa, rossa mengadakan konser mini. "Konser Cerita Cinta". Konser ini diadakan di 7 kota di indonesia, Bandung (30 Mei 2008), Surabaya (6 Juni 2008), Palembang (13 Juni 2008), Bandung (20 Juni 2008), Padang (11 Juli 2008), Batam (17 Juli 2008) dan Medan (25 Juli 2008). Rossa secara ekskusif menampilkan 16 lagu pilihannya yang bercerita tentang pahit manisnya cinta lewat tembang-tembang hits seperti Nada-nada cinta, Tegar, Wanita Yang Kau Pilih, Pudar, Atas nama cinta..dan tentu saja Ayat-Ayat Cinta yang mencatat Sukses Luar Biasa. Hits terbarunya Hey Ladies, Hati Yang Kau Sakiti, dan Tega dibawakan dengan apik dan tentunya kehadiran bintang tamu seperti Delon, Bams Samson akan memberikan nilai tersendiri pada pertunjukan rossa kali ini.
Diantara sela-sela waktu konser mini yang berlangsung dari 30 Juni 2008 s.d 25 Juli 2008, Rossa juga mengadakan konser mini di Kuala Lumpur pada tanggal 27 Juli 2008 yang sukses ditonton 3000 penggemarnya. Sebelumnya, pada tanggal 26 Juli 2008 di Berjaya Mega Mall, Pahang Kuantan, rossa mengadakan jumpa fans.
Akhirnya, impian Rossa untuk menggelar konser menjadi nyata. Pada 26 November 2008, bertempat di Jakarta Convention Center (JCC), ia menggelar konser dengan titel Persembahan Cinta. Di dalam konser ini, Rossa dibantu oleh Erwin Gutawa dan Jay Subiakto sebagai komposer.
Untuk Karier selanjutnya, Rossa di tahun 2010 ini akan mengadakan konser tunggal di malaysia. Bertempat di Stadion Bukit Jalil, Malaysia pada tanggal 29 Mei 2010, rossa menamakan konsernya, "Konsert Melodi Cinta Rossa". Konser yang akan berlangsung 2 jam ini (mulai dari pukul 20.00 s.d 22.00) akan ditemani Ungu, ST12 dan bintang malaysia, Aizat.Juga didukung oleh Permata Seni Choir, Permata Seni Muzik Tunas Budaya. Untuk pengarah musiknya, rossa mempercayakan kepada Yovie Widyanto Orkestra dan tata tari oleh Jay Soebiyakto. Rossa menjanjikan konser ini akan berbeda dengan konser persembahan cinta di indonesia sebelumnya.

Reog Ponorogo milik Siapa ?

Ketika Malaysia mengaku Tari Barongan milik mereka, seniman reog di Ponorogo langsung bersatu. Mereka bersama-sama berteriak, “Kembalikan reog ke Ponorogo!” Mereka juga sama-sama mengeluh, tak ada proteksi atas budaya milik negeri ini.
Melihat para demonstran di Jakarta, cukup membuat trenyuh. Bukan hanya karena perjuangan mereka untuk diakui sebagai “pemilik” budaya yang sah tetapi juga karena rasa satu ketika menghadapi ancaman dari luar. Padahal di dalam dunia pereogan di Ponorogo justru sedang menghangat oleh perbedaan. Seperti api dalam sekam yang diam-diam menyala. Perbedaan ini sudah sejak lama meriak tetapi bisa diredam dengan peraturan tampil.
Seperti yang muncul dalam diskusi di Harian Surya, Kamis (29/11), tentang Reog Milik Kita atau Milik Malaysia. Peta perbedaan itu muncul begitu hasil diskusi yang melibatkan seniman reog membahas pakem tampil bagi kelompok reog. Agar seragam, sopan, dan sesuai dengan zaman. Pada 1993 kemudian terbitlah Buku Pedoman Dasar Kesenian Reog Ponorogo atau yang biasa disebut buku kuning. Semua aturan ada di dalamnya. Yang tidak sesuai aturan berarti tidak benar. Paling tidak untuk ukuran festival.
Seniman reog yang sepuh dan merasa reog tak perlu dibatasi menjadi gelisah. Tetapi mereka akhirnya manut ketika harus tampil di panggung festival yang membatasi gerakan dan kostum. Perombakan ini sebenarnya juga karena pengaruh perkembangan masyarakat. Penari Jathilan lelaki dianggap tidak pantas karena mereka harus tampil sebagai perempuan.
“Kalangan santri tak bisa menerima,” ungkap Paring Waluyo dari Yayasan Desantara. Menurut Paring, dengan proses panjang mereka berusaha melakukan pendekatan pada kesenian ini. Tetapi tidak mudah karena kesenian ini sudah begitu kental dalam kehidupan masyarakat Ponorogo. Kemudian kalangan santri ini membuat kesenian yang kurang lebih sama yang diberi nama Gajah-gajahan. Mengapa gajah?
“Reog itu kan macan karena itu harus ada binatang yang bisa menandingi. Siapa lagi kalau bukan gajah,” kata Paring lagi. Gajah-gajahan pun berkembang. Tetapi pada perkembangannya justru kesenian ini menjadi sangat cair sehingga musik yang semula memakai rebana digunakan untuk jogetan. Jika Jathilan ditarikan lelaki, sekarang justru waria yang tampil di depan. Mereka menari-nari mengikuti rebana yang mengumandangkan lagu menjurus ke dangdut.
Gajah-gajahan harus dikembalikan ke niat semua. Juga tidak mudah karena orang telanjur melihat Gajah-gajahan sebagai pertunjukan guyonan yang melibatkan waria. Kalangan santri kemudian mengenalkan kesenian baru, Unta-untaan. Nah, lagi-lagi mengapa unta?
“Karena unta dianggap lebih mencerminkan Arab sebagai pusat spiritual. Musiknya pun kental dengan musik Arab dan barjanzi,” tambah Paring.
Dalam buku Pedoman Dasar dimuat ketiga versi utama kisah asal-usul reog dan ditempatkan secara kronologis. Versi Bantarangin yang merujuk pada zaman Kerajaan Kediri pada abad 11 dianggap sebagai versi tertua, disusul versi Ki Ageng Kutu Suryangalam yang merujuk pada masa pemerintahan Bhre Krtabumi di Majapahit pada abad 15, dan diakhiri versi Batara Katong yang merujuk pada penyebaran agama Islam di wilayah Ponorogo pada abad 15 pula. Ini ditandai dengan dikalahkannya Ki Ageng Kutu Suryangalam oleh Batara Katong. Dengan cara pandang seperti itu, pemerintah setempat menempatkan versi Batara Katong sebagai bentuk perkembangan terakhir.
Berbeda penafsiran atas cerita yang diangkat biasa terjadi tetapi biasanya seniman reog sepuh punya pakem yang diyakini. Kurang lebih sama. Reog kuno boleh jadi akan hilang karena tergerus zaman tetapi Mbah Bikan Gondowiyono, pemilik kelompok reog dari Slahung, Ponorogo, menegaskan untuk tidak menyimpang dari cerita asli. “Pakem di buku kuning itu kurang diterima masyarakat pinggiran,” kata Mbah Bikan. Sebegitu kesalnya lelaki yang sempat menjadi penari Jathilan sebelum memiliki reog sendiri ini ketika melihat barongan yang seharusnya macan Jawa diganti menjadi barongan dengan kepala macan tutul.
Keseragaman reog ini tampak saat festival reog yang diadakan setiap tahun bersamaan dengan Gerebek Suro. Ponorogo memiliki lebih dari 200 kelompok reog. Karena tidak mungkin mengajak mereka pentas bersama, awalnya yang boleh mengikuti hanya satu reog yang mewakili kecamatan karena peserta dari luar kota juga banyak. Tentu sulit diterima jika di antara 50 reog hanya dipilih satu. Apalagi dibatasi dengan pedoman seperti yang ada di buku kuning.
“Itu sudah lumayan. Tahun lalu malah lebih sedikit lagi. Hanya satu reog yang mewakili wilayah Pembantu Bupati,” kata Drs Hariadi, guru SMAN 1 Ponorogo yang aktif mengurusi reog.
Shodiq Pristiwanto, juri dalam Festival Reog 2006, mengaku penciutan peserta itu karena masalah teknis. Tetapi perubahan dalam tarian dan kostum memang disesuaikan dengan masyarakat. Bukankah masyarakat juga yang menikmati kesenian ini?

2012

Bangsa Maya kuno yakin tanggal 21/12/12 adalah zaman baru, dalam fakta vital sekaligus dalam perhitungan kalender. Mereka percaya tanggal ini paling sakral, paling berbahaya, sekaligus paling menguntungkan.

Bangsa Maya terobsesi pada waktu. Selama berabad-abad mereka menciptakan paling tidak 20 kalender, disesuaikan dengan berbagai siklus mulai dari kehamilan hingga panen, dari bulan hingga Venus yang orbitnya dikalkulasi dengan sangat akurat, hanya selisih satu hari dalam 1.000 tahun.

Lawrence E. Joseph datang ke Guatemala menemui dua bersaudara Carlos dan Gerardo Barriors, dukun suku Maya dari Guatemala untuk mengevaluasi kepercayaan dan prediksi itu. Meski Lawrence banyak dituding membuat onar karena membagi keingintahuannya tentang astronomi suku Maya, dia dengan tegas menyatakan bukan penggila bencana meski ramalan suku Maya menyatakan bencana besar akan terjadi karena bumi ini sudah makin tua.

Ketika dicetak Oktober 2008, buku Kiamat 2012 Investigasi Akhir Zaman karya Lawrence E. Joseph terbitan PT Gramedia Pustaka Utama (GPU) disambut hangat. Dalam tempo dua bulan, buku ini sudah dicetak ulang. Untuk buku seharga Rp 50.000, ini termasuk laris manis. Apalagi awal tahun ini sudah beredar informasi bahwa film 2012 yang diangkat dari buku ini akan dirilis.

Tak perlu menunggu lama, buku dicetak untuk kali ketiga April 2009. Hanya butuh tiga bulan untuk menembus kriteria buku sangat laris. ”Makin mendekati peredaran film, buku pun makin diburu,” kata Yulie Dwi Kurniasari dari GPU. Perburuan buku ini di toko buku Gramedia di Royal Plaza Surabaya sudah dimulai dua bulan yang lalu. Bahkan Selasa (18/11) seluruh persediaan Kiamat 2012 Investigasi Akhir Zaman ludes.

Isu pemanasan global ikut mendongkrak minat orang pada buku ini. Menurut M.A. Hary Puspadewi, Kepala Toko Buku Gramedia Matos, Malang, dalam waktu sebulan bukunya sudah terjual lebih dari 100 eksemplar. ”Minat orang makin tinggi karena isu pemanasan global dan ketika filmnya diputar,” kata Dewi. Diperkirakan booming buku ini masih cukup tinggi karena filmnya juga masih terus diputar.

Yang ingin menikmati gurihnya penjualan buku yang berhubungan dengan ramalan 2012 ini cukup banyak. Paling tidak, ada enam penerbit yang mengeluarkan buku serupa. Yang tampak di toko buku antara lain End of Times 2012, Fakta-fakta Menjelang Kiamat 2012, Kiamat 2012, Kiamat 2012: Heboh Seputar Ramalan, Kontroversi Kiamat 2012, dan lain-lain. Dengan memasang harga Rp 26.000 hingga Rp 50.000 buku-buku ini dicari.

Bagaimana tidak, menurut Ignatius Ariyanto dari GPU, Kiamat 2012 Investigasi Akhir Zaman yang dicetak 25.000 eksemplar sudah terjual 24.000 buku. ”Memang, buku ini masih kalah jauh dari The Secret yang tetap menjadi jawara dengan cetak ulang 20 kali dan terjual lebih dari 100.000 eksemplar,” kata Ariyanto.

Salah satu buku yang juga banyak dicari, End of Times 2012 terbitan APlus, berusaha menerjemahkan mitos ini dengan dalil-dalil sains. Penulisnya, Sutan Surya, mengklaim bukunya merupakan komparasi, informasi fakta, dan data dari ramalan itu. Hampir tidak ada lagi bidang yang kosong dari ramalan, prediksi, dan keyakinan maupun sekadar pendapat tentang bencana besar yang akan terjadi.

Surya menulis tentang Bumi yang kini berumur sekitar 4,54 biliun tahun. Buku ini merasionalkan ramalan yang disodorkan suku Maya, antara lain tentang tsunami Aceh dan Sumatera Utara, 26 Desember 2004.

Ketika semua orang ribut membicarakan berbagai kemungkinan setelah menonton film 2012, Lawrence dalam bukunya justru menyatakan tidak percaya jika dunia akan berakhir pada 2012. Dia juga tidak yakin akan terjadi kekacauan besar akibat bencana nuklir habis-habisan berskala Perang Dunia III atau tumbukan meteor seperti yang diyakini telah memusnahkan dinosaurus.

”Sebagai ayah dua anak kecil yang manis, saya tidak sanggup meyakini hal semacam itu. Tidak sanggup menghadapi kemungkinan bahwa semua orang dan segala hal yang pernah disayangi pun bisa musnah,” kata Lawrence dalam bukunya.

Dia menambahkan, saat ini yang dilakukannya adalah mengumpulkan fakta dan mempresentasikan bukti yang dibutuhkan untuk mengungkap realitas 2012.